Rabu, 03 Januari 2018

pemuda perindu syurga

Pemuda Perindu Syurga.
Hembusan angin dan sengatan matahari pada siang itu membuat tubuh dan perasaan ini seakan akan ingin merasakan segar nya air, akan tetapi waktu itu saya tidak membawa sepeser uang pun untuk membeli segelas air mineral, rasa lelah, letih, haus dan dahaga menghampiri dan bercampur aduk menjadi satu, seakan-akan tenggorokan dan kepala ini tandus layaknya padang pasir, ketika rasa panas dan perih itu saya rasakan, saya menemukan tempat untuk beristirahat sejenak yaitu sebuah masjid “ alhamdulillah......akhirnya ada masjid juga, lumayan bisa buat berteduh dan merilexasikan diri yang kepanasan ini” ujar saya sambil bersyukur.
Dan Ketika saya sedang merebahkan diri saya di masjid tersebut tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiri saya, sambil menggunakan pakaian yang sederhana, pemuda itu bertanya kepada saya “ akang dari mana ? kelihatannya capek sekali”, “saya baru pulang kuliah kang” jawab saya sambil agak sedikit kaget.
Sambil berjalan menuju saya pemuda itupun menghampiri saya sambil membawakan segelas air putih. “ ini kang diminum dulu” ujar sang pemuda tadi, masih merasa terheran saya pun mengambil air tersebut “ nuhun kang” ujar saya. Dan tanpa menunggu adanya intrupsi dari akang tersebut saya langsung meminum segelas air putih yang ditawarkan pemuda tadi. Glekkk..... alhaamdulillah akhirnya seger juga tenggorokan saya “ ujar saya di dalam hati sambil bersyukur.
Sambil basa basi saya pun bertanya kepada pemuda yang tadi “ akang kuliah apa kerja ?” “ saya kuliah kang sambil mengurus masjid ini “ jawab pemuda tersebut,” haahh” say pun terkaget dengan jawaban pemuda tersebut  “ kenapa akang memilih tinggal dimasjid, daripada tinggal di kos-kosan atau kontrakan ?” tanya saya dengan nada terheran-heran,  akang itupun menjawab dengan santai dan lugas “ orang tua saya sebenarnya sangat sanggup untuk membiayayai saya ngekost ataupun ngontrak malah mereka menyuruh saya buat ngekost ataupun ngontrak supaya tidak mengganggu kuliah saya, tapi saya sudah memutuskan untuk tinggal di masjid supaya bisa merasakan hidup bermasyarakat dan yang terutama bisa lebih mendekatkan diri kepada allah SWT” .
Jawaban pemuda tersebut membuat saya seakan akan saya lah manusia yang paling jauh dari Allah SWT karena yang saya rasakan dan kehidupan yang saya jalani amat sangat kontras denga apa yang dilakukan oleh pemuda tersebut .
“emang kegiatan apa saja sih yang dilakukan akang di masjid ini, sehingga akang begitu betah untuk tinggal disini?” tanya saya sambil masih merasakan kebingungan, “disini memang tidak ada pembelajaran seperti layaknya di kampus, akan tetapi di sini saya bisa belajar berorganisasi dengan terjun ke masyarakat langsung, hingga saya bisa menerapkan ilmu organisasi saya tersebut di dalam kampus maupun di dalam kegiatan saya sehari-hari” jawab pemuda tersebut dengan lugas.
Saya sempat berfikir bagaimana dia bisa fokus untuk belajar di kampus, sedangkan tugas dan amanat yang di berikan masjid juga ia jalankan, saya terus berfikir dengan rasa yang amat sangat bingung. tiba-tiba ” Mas, kenapa ngelamun?” kaget pemuda tersebut terhadap saya, saya pun tersontak kaget dan” eh si akang, ini kang saya mau nanya gimna sih akang bisa menyelesaikan semua tugas kuliah, sedangkan tugas dan amanat dari masjid juga banyak yang harus di selesaikan?”.
Hahahahaha...... sontak pemuda tersebut sambil tertawa, “kenapa tertawa?” tanya saya kepada pemuda tersebut, dengan wajah yang masih berseri-seri pemuda tersebut.
menjawab.” Eh maaf, soalnya dari awal saya tingga di masjid semua teman-teman saya selalu menanyakan hal yang sama seperti yang mas tanyakan tadi” , “terus gimana kang?” lanjut ku, sambil tersenyum pemuda tersebut menjawab, “mengenai masalah tugas dari kampus maupun dari masjid sendiri saya tidak pernah memikirkannya yang terpenting saya jalani itu semua dan berikhtiar kepada allah dan meminta doa supaya di kuatkan dan ditabahkan”.
“saya tidak pernah menyerahkan permasalahan yang saya hadapi kepada teman atau saudara saya, tetapi saya selalu mengutamakan atau yang selalu saya adukan permasalahannya pertama kali ialah kepada allah SWT maka dari itu saya selalu mendapatkan jawaban dan jalan yang mudah untuk semua permasalahan saya” lanjut pemuda tersebut. 
Pertanyaan demi pertanyaan saya sampaikan semua akan tetapi jawaban dari pemuda tersebut tidak ada yang membuat saya merasa tidak puas, pemuda tersebut menjawab semua pertanyaan seakan-akan ia menjawab mengenakan ilmu pengetahuannya dan dia menyampaikan diakhir pertemuan kita sebleum masuk waktu sholat ia menyampaikan bahwasannya ia melakukan semua yang ia jalani pada hidupnya adalah semata-mata hanya karena ia rindu akan tempat dimana ia belum ada di muka bumi ini yaitu surga.
Hingga akhirnya semua jawaban yang disampikan oleh seorang pemuda tersebut  membuat saya mempunyai motifasi sendiri untuk bisa mendekatkan diri kepada allah SWT dan saya juga termotifasi untuk tinggal di masjid untuk tahun-tahun kedepannya.


KHAFDIN, lahir pada tanggal 19 september tahun 1999 di Indramayu Jawa Barat, sekarang sedang menempuh kuliah di UIN SGD Bandung fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, motifasi :“pengen jadi penulis dakwah yang istiqomah supaya bisa membangkitkan semangat pemuda muslim di sekitar saya “ alhamdulillah tulisan sudah pernah dimuat di koran Republika dalam bentuk opini dan sering menulis berita tentang masjid dan tidak jarang tulisan saya selalu dimuat di dakwahpos.com semoga cerita singkat yang saya buat ini bisa menginspirasi semua orang untuk bisa berlomba-lomba dalam berbuat baik dan juga bisa memakmurkan masjid-masjid di sekitarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar