Pemuda Perindu Syurga.
Hembusan angin dan sengatan matahari pada siang itu membuat tubuh
dan perasaan ini seakan akan ingin merasakan segar nya air, akan tetapi waktu
itu saya tidak membawa sepeser uang pun untuk membeli segelas air mineral, rasa
lelah, letih, haus dan dahaga menghampiri dan bercampur aduk menjadi satu, seakan-akan
tenggorokan dan kepala ini tandus layaknya padang pasir, ketika rasa panas dan
perih itu saya rasakan, saya menemukan tempat untuk beristirahat sejenak yaitu
sebuah masjid “ alhamdulillah......akhirnya ada masjid juga, lumayan bisa buat
berteduh dan merilexasikan diri yang kepanasan ini” ujar saya sambil bersyukur.
Dan Ketika saya sedang merebahkan diri saya di masjid tersebut
tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiri saya, sambil menggunakan pakaian
yang sederhana, pemuda itu bertanya kepada saya “ akang dari mana ?
kelihatannya capek sekali”, “saya baru pulang kuliah kang” jawab saya sambil
agak sedikit kaget.
Sambil berjalan menuju saya pemuda itupun menghampiri saya sambil
membawakan segelas air putih. “ ini kang diminum dulu” ujar sang pemuda tadi, masih
merasa terheran saya pun mengambil air tersebut “ nuhun kang” ujar saya. Dan
tanpa menunggu adanya intrupsi dari akang tersebut saya langsung meminum segelas
air putih yang ditawarkan pemuda tadi. Glekkk..... alhaamdulillah
akhirnya seger juga tenggorokan saya “ ujar saya di dalam hati sambil
bersyukur.
Sambil basa basi saya pun bertanya kepada pemuda yang tadi “ akang
kuliah apa kerja ?” “ saya kuliah kang sambil mengurus masjid ini “ jawab
pemuda tersebut,” haahh” say pun terkaget dengan jawaban pemuda
tersebut “ kenapa akang memilih tinggal
dimasjid, daripada tinggal di kos-kosan atau kontrakan ?” tanya saya dengan
nada terheran-heran, akang itupun
menjawab dengan santai dan lugas “ orang tua saya sebenarnya sangat sanggup
untuk membiayayai saya ngekost ataupun ngontrak malah mereka menyuruh saya buat
ngekost ataupun ngontrak supaya tidak mengganggu kuliah saya, tapi saya sudah
memutuskan untuk tinggal di masjid supaya bisa merasakan hidup bermasyarakat
dan yang terutama bisa lebih mendekatkan diri kepada allah SWT” .
Jawaban pemuda tersebut membuat saya seakan akan saya lah manusia
yang paling jauh dari Allah SWT karena yang saya rasakan dan kehidupan yang
saya jalani amat sangat kontras denga apa yang dilakukan oleh pemuda tersebut .
“emang kegiatan apa saja sih yang dilakukan akang di masjid ini,
sehingga akang begitu betah untuk tinggal disini?” tanya saya sambil masih
merasakan kebingungan, “disini memang tidak ada pembelajaran seperti layaknya
di kampus, akan tetapi di sini saya bisa belajar berorganisasi dengan terjun ke
masyarakat langsung, hingga saya bisa menerapkan ilmu organisasi saya tersebut
di dalam kampus maupun di dalam kegiatan saya sehari-hari” jawab pemuda
tersebut dengan lugas.
Saya sempat berfikir bagaimana dia bisa fokus untuk belajar di
kampus, sedangkan tugas dan amanat yang di berikan masjid juga ia jalankan,
saya terus berfikir dengan rasa yang amat sangat bingung. tiba-tiba ” Mas,
kenapa ngelamun?” kaget pemuda tersebut terhadap saya, saya pun tersontak kaget
dan” eh si akang, ini kang saya mau nanya gimna sih akang bisa menyelesaikan semua
tugas kuliah, sedangkan tugas dan amanat dari masjid juga banyak yang harus di
selesaikan?”.
Hahahahaha...... sontak pemuda tersebut sambil tertawa, “kenapa
tertawa?” tanya saya kepada pemuda tersebut, dengan wajah yang masih
berseri-seri pemuda tersebut.
menjawab.” Eh maaf, soalnya dari awal saya tingga di masjid semua
teman-teman saya selalu menanyakan hal yang sama seperti yang mas tanyakan
tadi” , “terus gimana kang?” lanjut ku, sambil tersenyum pemuda tersebut
menjawab, “mengenai masalah tugas dari kampus maupun dari masjid sendiri saya
tidak pernah memikirkannya yang terpenting saya jalani itu semua dan berikhtiar
kepada allah dan meminta doa supaya di kuatkan dan ditabahkan”.
“saya tidak pernah menyerahkan permasalahan yang saya hadapi kepada
teman atau saudara saya, tetapi saya selalu mengutamakan atau yang selalu saya
adukan permasalahannya pertama kali ialah kepada allah SWT maka dari itu saya
selalu mendapatkan jawaban dan jalan yang mudah untuk semua permasalahan saya”
lanjut pemuda tersebut.
Pertanyaan demi pertanyaan saya sampaikan semua akan tetapi jawaban
dari pemuda tersebut tidak ada yang membuat saya merasa tidak puas, pemuda
tersebut menjawab semua pertanyaan seakan-akan ia menjawab mengenakan ilmu
pengetahuannya dan dia menyampaikan diakhir pertemuan kita sebleum masuk waktu
sholat ia menyampaikan bahwasannya ia melakukan semua yang ia jalani pada
hidupnya adalah semata-mata hanya karena ia rindu akan tempat dimana ia belum
ada di muka bumi ini yaitu surga.
Hingga akhirnya semua jawaban yang disampikan oleh seorang pemuda
tersebut membuat saya mempunyai motifasi
sendiri untuk bisa mendekatkan diri kepada allah SWT dan saya juga termotifasi
untuk tinggal di masjid untuk tahun-tahun kedepannya.
KHAFDIN, lahir pada
tanggal 19 september tahun 1999 di Indramayu Jawa Barat, sekarang sedang
menempuh kuliah di UIN SGD Bandung fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, motifasi :“pengen jadi penulis dakwah yang
istiqomah supaya bisa membangkitkan semangat pemuda muslim di sekitar saya “
alhamdulillah tulisan sudah pernah dimuat di koran Republika dalam bentuk opini
dan sering menulis berita tentang masjid dan tidak jarang tulisan saya selalu
dimuat di dakwahpos.com semoga cerita singkat yang saya buat ini bisa
menginspirasi semua orang untuk bisa berlomba-lomba dalam berbuat baik dan juga
bisa memakmurkan masjid-masjid di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar